Total Tayangan Halaman

75,872

probux

Rabu, 13 November 2013

SUDAH BENARKAH BACAAN ALFATIHAH KAMU



Saya membuka artikel koleksi data di komputer saya, dan menemukan tentang bacaan alfatiha bahwa ada tercantum nama syaithan yang terkutuk mengenai kebenaran saya masih menyangsikannya. Jadi saya mencoba mempostingnya oh ya bila kamu memiliki pengetahuan yang mumpuni mohon untuk di koreksi karena saya juga akan mencari cari pengetahuan namun saya tidak mau mencari tahu tanpa guru. Jadi saya harus mengunjungi guru saya yang saya sayangi di dumai. Mengapa saya tidak mencari guru baru karena saya tidak mau mencarinya di pekanbaru bukan tidak percaya karena apapun alasannya utamanya yaitu saya mau ilmu pengetahuan saya harus bersambung dengan nabi muhamad rasulullah. Buka belajar dari buku ataupun juga dengan komputer karena saya tidak mau belajar dengan mereka yang belajar dari buku.


Jadi kita lanjutkan saja artikel ini
Alfatihah adalah ibu dari alquran mengenai berapa jumlah ayatnya dan bagaimana membacanya apakah menggunakan diawali membacanya dengan bacaan basmallah dengan keras atau juga dengan cara membacanya didalam hati karena pendapat mereka bahwa bacaan basmallah di mulai dari nabi sulaiman as ketika mengirim surat ke ratu bilqis, maka dianggap bahwa itu bukan surat alfatihah terlepas dari pemahaman diatas maka kita mulai dengan bacaan bismillahirahmanirahim bila bacaan alfatihah kita salah maka rusak jugalah sholat kita karea alfatihah adalah termasuk rukun sah sholat.
 

 Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].
[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.


 
Segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].
[2] Alhamdu (segala puji). Memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatanNya yang baik. Lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. Kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.

[3] Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati Yang Memiliki, Mendidik dan Memelihara. Lafal rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah).
'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. ALlah pencipta semua alam-alam itu









Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
 


 
Yang menguasai[4] di Hari Pembalasan[5].
[4] Maalik (Yang Menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. Dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya:Raja.

[5] Yaumiddin (Hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya
   
 

 
Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan[7].
[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlakterhadapnya.


[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri. 







 

Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus,
[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.


SIROTHOLLAZI.........sehingga habis hendaklah dibaca tanpa henti..




(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9]
[9] Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.




AMIN ...............hendaklah mengaminkan Al-Fatihah dengan
betul yitu Aa....dua harakat, MIN .... 3 harakat
 


 

Surat Al Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian dijelaskan perinciannya oleh ayat-ayat Al Quran yang 113 surat berikutnya.

Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Faatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.

Dibahagian akhir surat Al Faatihah disebutkan permohonan hamba supaya diberi petunjuk oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar