Total Tayangan Halaman

probux

Selasa, 26 Agustus 2014

Sejarah Barcode dan Jenis Barcode


Contoh Barcode

Barcode pertama kali diperkenalkan oleh dua orang mahasiswa Drexel Institute of Technology  Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland di tahun 1948. Mereka mempatenkan inovasi tersebut pada tahun 1949 dan permohonan tersebut dikabulkan pada tahun 1952. Tapi baru pada tahun 1996, penemuan mereka digunakan dalam dunia komersial. Pada kenyataannya penggunaannya tidak begitu sukses hingga pasca 1980an.

Norman Joseph Woodland
Barcode adalah informasi terbacakan mesin (machine readable) dalam format visual yang tercetak. Umumnya barcode berbentuk garis-garis vertikal tipis tebal yang terpisah oleh jarak tertentu. Tapi kini ada beberapa variasi berbentuk pola-pola tertentu, lingkaran konsentris, atau tersembunyi dalam sebuah gambar. Barcode dibaca dengan menggunakan sebuah alat baca optik yang disebut barcode reader. Pada prinsipnya barcode reader hanya sebuah alat input biasa seperti halnya keyboard atau scanner tapi peran manusia sebagai operator sangat minimum.





Bernard Silver
Bersamaan dengan pesatnya penggunaan barcode, kini barcode tidak hanya bisa mewakili karakter angka saja tapi sudah meliputi seluruh kode ASCII. 

Kebutuhan akan kombinasi kode yang lebih rumit itulah yang kemudian melahirkan inovasi baru berupa kode matriks dua dimensi (2D barcodes) yang berupa kombinasi kode matriks bujur sangkar.

Linear barcode

Ada 3 tipe barcode yang banyak digunakan, yaitu :

1.      Linear barcode,
2.      Stacked Barcode
3.      2D barcodes.

Linear Barcode adalah tipe yang paling luas digunakan. Salah satunya adalah untuk Universal Product Code (UPC) yaitu kode untuk klasifikasi barang-barang konsumen yang kita lihat pada kemasan produk dan digunakan oleh supermarket untuk program kasir. Produsen biasanya mendaftarkan produknya ke agen seperti GS1(http://www.gs1.org/) agar mendapat kode UPC. Untuk memahami prinsip kerjanya, cobalah ambil sebuah produk dari supermarket, kemudian lacaklah kode barcodenya di website GS1. Produk buatan Indonesia, dapat dilacak di http://www.gs1.co.id.

Dalam bidang perpustakaan umumnya juga menggunakan linear barcode, termasuk untuk kode ISBN (International Standard Book Number). CIFOR Library, menggunakan True Type Font code 39. TTF 39 atau lebih populer disebut code 39 ini tersedia secara gratis di internet, salah satunya tersedia di http://www.barcodesinc.com/free-barcode-font/. Simbol Code 39 dapat mewakili huruf alfabet besar maupun kecil, angka serta banyak lagi karakter khusus seperti $ dan &. Keuntungan lain dari code 39 adalah dapat dicetak menggunakan printer laser pada umumnya dan hasilnya dapat dibaca cukup akurat dengan barcode reader

Pada Perpustakaan CIFOR, barcode digunakan untuk mewakili data inventaris nomor induk buku. Komposisi nomor induk adalah kombinasi nomor urut akuisisi dokumen dan tahun proses data entri (proses deskripsi bibliografi).
Sebagai contoh: kode 121 99, berarti buku ke 121 tahun 1999, demikian seterusnya. Kode tersebut dicetak pada label Tom & Jerry ukuran no.109 dengan menggunakan fasilitas mailmerge MS Word. Perangkat cetak yang digunakan adalah printer HP LaserJet 4050 Series PCL 6.

Langkah pertama yang harus anda lakukan adalah mendownload font Code 39 dari http://www.barcodesinc.com/free-barcode-font/. Kemudian install True Type Font tersebut ke komputer anda.

1.      melalui control panel MS Windows.
2.      Klik folder Fonts>
3.      File>
4.      Install new Font>
5.      browse TTF 39 di komputer anda.

Jangan lupa beri tanda centang pada pilihan “copy fonts to fonts folder”.Dengan menginstall font ini, anda dapat mengubah karakter yang anda ketikkan di MS Word ke dalam format barcode 39.Cobalah ketik sembarang karakter pada MS Word, lalu blok karakter tersebut. Ganti font ke TTF 39. Bentuk karakter tadi akan secara otomatis berubah ke dalam bentuk garis-garis barcode.

Barcode terdiri dari berbagai macam simbologi. Ada beberapa jenis simbologi barcode yang mungkin sering kita jumpai baik di setiap produk yang kita beli di supermarket atau dari label atau stiker yang terdapat di karton sebuah produk. Bagi sebagian orang Barcode hanyalah garis hitam putih biasa yang dibawah garis tersebut terdapat angka-angka tertentu, ternyata pendapat tersebut salah. Karena Barcode itu terdiri dari beberapa simbologi atau jenis yang satu sama lainnya berbeda baik jenis dan fungsinya. Berikut adalah beberapa simbologi barcode yang sering digunakan.
  • CODE 128
Simbologi Barcode ini cocok digunakan apabila anda ingin memasukkan kode yang berupa Alpha numeric ke dalam Barcode. Jadi anda bisa memasukkan sebagian angka dan sebagian huruf kedalam barcode dengan menggunakan simbologi ini. Biasanya simbologi ini digunakan untuk kepentingan intern didalam suatu perusahaan, gudang, atau toko yang memerlukan kode-kode khusus untuk setiap barang dan kode tersebut terdapat huruf dan angka didalamnya.

  • CODE 39
Hampir sama dengan CODE 128, malah ini merupakan asal-usul CODE 128. Karena CODE 39 merupakan salah satu simbologi Barcode yang paling tua. Perbedaan dengan CODE 128 adalah beberapa karakter ASCII belum bisa dimasukkan ke dalam simbologi ini, tapi untuk karakter A-Z, angka 0-9, +,-, dan spasi sudah bisa digunakan kedalam simbologi ini. Yang paling terlihat perbedaan dengan CODE 128 adalah lebar Barcode yang dihasilkan, karena lebar Barcode CODE 39 lebih lebar daripada lebar Barcode CODE 128. Oleh karena itu, apabila akan menggunakan Barcode yang bisa Alpha Numeric saya sarankan untuk menggunakan CODE 128 saja. Karakter Alpha numeric yang bisa dimasukkan akan dihasilkan menjadi huruf kapital ( huruf besar )

  • Interleaved 2 Of 5 ( ITF )
Barcode ini hanya bisa melakukan encoding untuk angka saja. Apabila dibandingkan dengan simbologi UPC A untuk 10 angka, Barcode yng dihasilkan oleh simbologi ini lebih lebar daripada simbologi UPC A. Simbologi ITF hanya bisa melakukan proses encoding terhadap jumlah digit yang genap saja, apabila jumlah digitnya ganjil maka otomatis ditambahkan karakter 0 (nol) di depan angka yang sudah ada.

  • UPC ( Universal Product Code )
UPC adalah Barcode Standard yang digunakan pada barang-barang yang dijual ke kalangan umum ( dibeberapa negara ). UPC adalah simbologi Barcode dengan sistem fixed length ( jumlah digit tetap ), dan hanya bisa untuk angka saja. 12 digit dalam simbologi Barcode ini mempunyai keterangan sebagai berikut : 1 digit pertama Number Characther System, 5 digit berikutnya adalah Manufacture Number ( kode perusahaan pemilik Barcode ), 5 digit berikutnya adalah Product Number ( kode produk atau nomor urut produk ), 1 digit terakhir adalah Check Digit atau angka untuk melakukan test validasi barcode. UPC terdiri dari 2 jenis UPC A ( 12 Digit ) dan UPC E ( 8 Digit ).

  • Extended CODE 39
Simbologi Barcode ini merupakan pengembangan dari simbologi CODE 39, sudah bisa menghasilkan huruf besar dan huruf kecil. Tetapi semakin banyak huruf kecil yang dimasukkan semakin lebar Barcode yang dihasilkan.

  •  CODE 93
Pengembangan atau gabungan fungsi dari Simbologi Barcode CODE 39 dan Extended 39. Simbologi jenis ini ( termasuk Extended CODE 39 dan CODE 39 ) bukan jenis Barcode yang sering digunakan. Jadi apabila anda ingin menggunakan simbologi ini, scanner barcode anda mungkin harus di setting terlebih dahulu.

  •  CODABAR
Simbologi Barcode ini bisa melakukan encoding untuk angka dan karakter seperti "(-$:/+)" dan spasi. Biasanya di Amerika digunakan untuk membuat Barcode yang berisi keterangan harga barang saja.

  •  EAN ( Europe Article Number )
Simbologi Barcode ini merupakan simbologi yang juga dipakai di negara kita untuk identitas suatu produk. Keterangan untuk simbologi ini adalah : 3 digit pertama adalah untuk kode negara asal produk ( Indonesia mempunyai kode 899 ), 4 digit berikutnya adalah Manufacture Number ( kode perusahaan pemilik Barcode ), 5 digit berikutnya adalah Product Number ( kode produk atau nomor urut produk ), 1 digit terakhir adalah Check Digit atau angka untuk melakukan test validasi barcode. EAN terdiri dari 2 jenis yaitu EAN 13 dan EAN 8. Lembaga yang mengatur untuk Simbologi Barcode ini di Indonesia adalah GS1.

Meskipun terdapat banyak simbologi Barcode, tetapi hanya beberapa saja yang mungkin bisa kita jumpai di sekitar kita (yang paling sering kita lihat pasti EAN 13). Pada akhirnya penggunaan simbologi Barcode yang akan kita gunakan kembali lagi pada tingkat kebutuhan dan karakter apa saja yang akan dimasukkan kedalam Barcode tersebut.

Apabila ada informasi yang kurang jelas atau ingin tahu lebih banyak mengenai barcode, kami bersedia berbagi pengetahuan dan diskusi dengan rekan-rekan semua. Jangan sungkan untuk menghubungi kami.






1 komentar:

  1. kenapa ada scaner barcode yang tidak bisa membaca karakter 0 (NOL) didepan misal 0889273736 no nya tidak terbaca

    BalasHapus