Total Tayangan Halaman

75,875

probux

Minggu, 14 September 2014

Kita semua adalah tempayan retak


Seorang tukang air di India memiliki dua tempayan besar; masing-masing
bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang dibawa menyilang pada
bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya
lagi tidak. Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat membawa air
penuh setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya,
tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh. Selama dua
tahun, hal ini terjadi setiap hari.
 
Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah
majikannya. Tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan
prestasinya, karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si
tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan
ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan
setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannya.

Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak itu
berkata kepada si tukang air, "Saya sungguh malu pada diri saya
sendiri, dan saya ingin mohon maaf padamu."

"Kenapa?" tanya si tukang air. "Kenapa kamu merasa malu?"

"Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air
dari yang seharusnya dapat saya bawa. Retakan pada sisi saya telah
membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan
kita. Karena cacadku itu, saya telah membuatmu rugi," kata tempayan
itu.

Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam belas
kasihannya, ia berkata, "Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku
ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan."

Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan
baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan
itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia
kembali sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor, dan
kembali tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air atas
kegagalannya.

Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikan
adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak ada bunga di
sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu? Itu
karena aku selalu menyadari akan cacadmu dan aku memanfaatkannya.

Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan
setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi
benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik
bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu
sebagaimana kamu adanya, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya
seindah sekarang."

Setiap dari kita memiliki cacad dan kekurangan kita sendiri. Kita semua
adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan
kekurangan kita untuk menghias meja -Nya. Di mata Tuhan yang bijaksana,
tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu.
Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahan
Tuhan.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar